
Saya dan Ka'e Frans Sarong (kiri)Kala itu saya masih wartawan baru. Baru jadi jurnalis. Belum lama terbius pesona jurnalisme yang nyatanya memang asyik. Saya sedang berada di Ende. Cuti tahunan. Pulang sejenak dari Kupang demi menengok orang tua dan saudara. "Aji (bahasa Ende yang artinya adik) Dion, besok saya mau ke Ndori. Kalau aji tidak sibuk, ayo ikut," katanya lugas kepada saya di rumahnya yang mungil di Jalan Kokos Raya, Perumnas, Kota Ende."Siap ka'e (kakak)," jawabku.Siapa berani menolak? Bagi saya ajakan itu bak durian runtuh. Saya bisa jalan-jalan sambil meliput bersama kakak, guru dan mentor jurnalistikku.Keesokan...